Siapa yang tidak kenal dengan nama accumulator? Mungkin
orang belum terbiasa dengan nama itu. Lalu bagaimana dengan aki? Di Indonesia
orang lebih mengenal accumulator dengan nama aki.
Saat ini orang lebih mengenal aki
sebagai baterai pada sepeda motor atau mobil. Tapi apakah mereka tahu apa itu
aki sebenarnya? Banyak di antara kita hanya mengerti aki itu adalah bagian
terpenting dari motor atau mobil. Kita tidak tahu seluk-beluk dengan aki dan
bagaimana pembuatan dan cara memakai yang benar.
Aki merupakan sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam
bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor.
Aki termasuk benda yang mudah terbakar. Maka dari itu, jika kita tidak tahu
cara memakai dan merawatnya yang benar akan sangat berbahaya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
sudah semakin maju dan berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan
yang ketat. Secara otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus
mengikuti perkembangan tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
memadahi, manusia dapat mengembangan
potensi-potensi disekelilingnya.
1 Pengertian
accumulator
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat
menyimpan energi
(umumnya energi listrik)
dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor.
Pada umumnya di Indonesia,
kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai
"baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata
akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dll. di dalam
standar internasional setiap satu cell akumulator memiliki tegangan sebesar 2
volt. sehingga aki 12 volt, memiliki 6 cell sedangkan aki 24 volt memiliki 12
cell.
Aki merupakan sel yang banyak
kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor maupun mobil. Aki temasuk
sel sekunder, karena selain menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi
arus listrik kembali. secara sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari
elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode dengan elektrolit H2SO4
Pada
mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang banyak digunakan adalah jenis lead-acid (accu
basah). Accu jenis ini
komponennya merupakan gabungan dari beberapa lempengan timbal (Pb) dan
lempengan oksida (PbO2), yang direndam dalam larutan
elektrolit yang terdiri dari 35% asam sulfat (H2SO4)
dan 65% air (H2O). Accu
mobil pada umumnya menyediakan tegangan sebesar 12 volt. Tegangan ini
didapat dengan cara menghubungkan enam sel galvanik. Accu tidak lagi bisa menyimpan arus
listrik, berarti Accu sudah
mulai rusak (soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson yang melemah, lampu
tidak terang, waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan tidak lagi bisa
menggerakkan starter. secara “seri”. Setiap sel menyediakan 2,1, jadi apabila
di charge penuh, akan menghasilkan 2,1 volt x 6 sel = 12,6 volt.
II.
2 Mengukur Kondisi Accumulator
Kondisi Accu, dapat diukur dengan suatu alat
yang men-simulasikan besar beban yang masih mampu diterima oleh accu, atau
dengan cara sederhana dengan menggunakan Battery Hydrometer. Cara penggunaan
Hydrometer adalah dengan mencelupkan ujung alat ini pada air Accu,
kemudian menyedotnya.
Jika permukaan air accu berada pada bidang HIJAU , berarti kondisi air accu
sangat baik.
Jika permukaan air accu berada pada bidang Putih,
berarti kondisi air accu masih relatip baik.
Jika permukaan air accu berada pada bidang MERAH , berarti proses recharge kurang
baik atau ada kerusakan pada alternator.
Pada
saat Accu disetrum (recharge),
cairan elektrolit akan bereaksi dengan material pada lempengan, dan
merubah permukaannya menjadi lead sulphate. Pada saat Accu digunakan (discharge),
akan terjadi reaksi terbalik, yaitu lead sulphate akan kembali
berubah menjadi bentuk semula yaitu lead oxide dan lead.
Jika
mobil digunakan, proses ini akan berulang terus menerus. Tetapi proses ini
tidaklah sempurna, karena ada deposit yang terbentuk. Semakin lama,
lapisan deposit Sulfat akan semakin tebal dan akan mengurangi
performanya. Pada ketebalan tertentu, deposit ini akan membuat accu tidak lagi
bisa recharge, dan accu harus diganti.
3
Hal-hal penting yang harus diperhatikan tentang accumulator
- Accu termasuk benda yang mudah terbakar, oleh sebab itu jangan memindahkan posisi Accu mobil pada lokasi yang kurang aman.
- Selalu meng-kontrol ketinggian air Accu. Jika kurang segera tambahkan karena akan mempengaruhi kinerjanya. Tetapi jangan sampai melebihi, karena Accu dapat meledak akibat tidak ada ruang untuk melepaskan uapnya.
- Periksa terminal Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau siram dengan air panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena dapat menggerus terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling mengikat.
- Accu mengandung bahan beracun berbahaya, jangan sembarangan membuang Accu bekas. Umumnya pedagang aki menerima atau membeli aki bekas untuk didaur ulang. Selain menjaga lingkungan, Accu bekas ini dapat mengurangi biaya pembelian Accu baru.
- Salah satu kelemahan Accu tipe “basah” yang digunakan pada mobil retro adalah tingkat penguapan cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan karat pada benda logam di sekitar Accu, bahkan dapat memperpendek umur Accu. Saat pengisian (recharge), akan keluar uap dari lubang kecil seperti jarum di penutup cell. Dalam kondisi normal, uap yang keluar tidak terlalu besar, kecuali pada kondisi pengisian yang berlebih. Pada Accu yang sudah berumur, penguapan akan lebih besar. Untuk menghindarinya, gunakan penutup seperti lembaran bahan karet di atas Accu.
izin share yaa
BalasHapus